Tamanews.id | Pemerintah Kabupaten Sumbawa menunjukkan langkah serius dalam pengelolaan sampah dengan membentuk 100 Bank Sampah Unit (BSU) yang tersebar di berbagai kecamatan. Program ini menjadi strategi besar Pemkab untuk menekan timbunan sampah hingga 30 persen sekaligus meningkatkan penanganannya mencapai 70 persen. Peluncuran BSU ini disampaikan langsung oleh Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, pada Jumat malam (5/12/2025).
Bupati Jarot menjelaskan, persoalan sampah kini menjadi tantangan nyata di Sumbawa. Pertumbuhan penduduk, aktivitas ekonomi yang meningkat, serta kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah menyebabkan volume sampah melonjak setiap tahun. Sementara itu, sebagian besar TPS sudah dalam kondisi penuh dan belum dilengkapi sistem pemilahan yang memadai.
“Volume sampah masuk ke TPA Raberas terus bertambah. Dengan adanya 100 BSU ini, kita ingin mengurangi sampah dari sumbernya dan memastikan hanya sampah residu yang sampai ke TPA,” ujarnya.
Jarot juga menegaskan bahwa target nasional pengurangan sampah sebesar 30 persen pada tahun 2025 masih jauh dari capaian daerah. Hingga saat ini, realisasi pengurangan sampah di Sumbawa baru mencapai 4,4 persen. Karena itu, berbagai inovasi harus dihadirkan agar langkah percepatan bisa terwujud.
Ia merinci sedikitnya enam program inovatif yang menjadi motor penggerak perubahan. Pertama, Satgas Gakum Persampahan yang bekerja sama dengan Satpol PP untuk mengawal regulasi lingkungan dengan pendekatan reward and punishment. Kedua, program BUSER (Buis Komposter) yang mengajak rumah tangga mengolah sampah organik menjadi kompos. Ketiga, perluasan tempat sampah terpilah tiga jenis yang akan dipasang di desa dan kecamatan.
Selanjutnya, gerakan Pak SOMAT, sebuah integrasi pemilahan sampah rumah tangga dengan prinsip 3R, serta Bank Sampah HIDUP-HIDUP yang menjadi simpul ekonomi sirkular bagi sampah bernilai ekonomi. Selain itu, Pemkab juga meluncurkan program sedekah sampah untuk 10 sekolah, yang diharapkan dapat menumbuhkan literasi lingkungan sejak dini.
Bupati Jarot menambahkan bahwa program persampahan sejalan dengan penguatan visi daerah melalui slogan baru “Sumbawa Bersih, Hijau, dan Lestari.” Menurutnya, penataan lingkungan tidak hanya fokus pada sampah, tetapi juga mencakup penghijauan dengan tanaman bernilai ekonomis seperti kemiri, kopi, dan sengon untuk memastikan keberlanjutan.
“Tantangan kita banyak, tetapi dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat, target pengurangan sampah bisa dicapai,” tegasnya.
Dengan hadirnya 100 BSU dan berbagai inovasi tersebut, Pemkab Sumbawa optimistis mampu menciptakan sistem persampahan yang lebih modern, partisipatif, dan ramah lingkungan demi kenyamanan masyarakat serta keberlanjutan wilayah.