Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mengaku optimistis bahwa Pulau Lombok dan Sumbawa akan menjadi pusat energi baru terbarukan (EBT) di kawasan timur Indonesia.
Dengan potensi 77 bendungan dan 400 pulau satelit, NTB diyakini mampu menjadi lumbung energi hijau untuk memenuhi permintaan dalam satu ekosistem energi Bali–Nusra.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka International Conference on Advanced Technologies in Energy and Informatic (ICATEI) 2025, di Hotel Merumatta Senggigi, Rabu (22/10).
Sekedar informasi, acara ini diinisiasi oleh pihak PLN dan dihadiri oleh General Manager PLN UIW NTB Sri Heny Purwanti serta Rektor Institut Teknologi PLN Iwa Garniwa.
“Saya telah mempelajari bahwa kenaikan permintaan energi di NTB ini menciptakan proyeksi jangka panjang,” kata orang nomor satu di NTB tersebut dengan mantap.
“Di masa depan, kita tidak hanya melihat Bali–Lombok–Sumbawa sebagai ekosistem terpisah, kita mulai melihat ketiga pulau sebagai satu ekosistem demand and supply,” imbuhnya.
Menurut pria yang juga mantan Dubes Turki tersebut, investasi energi di Lombok dan Sumbawa lebih menjanjikan dibanding Bali yang memiliki harga tanah tinggi.
“Investasi energi di Pulau Lombok–Sumbawa dan dilanjutkan untuk suplai energi ke Bali, saya menjadikan diri saya sebagai promotor dari provinsi ini,” tegas Gubernur Iqbal.
Lalu Muhamad Iqbal juga lantas menyoroti potensi besar energi mikrohidro dan tenaga surya di NTB. “Mungkin sebagian tidak tahu bahwa provinsi ini merupakan pemilik bendungan terbanyak,” katanya.
“Kami memiliki 77 bendungan. Dan tidak sampai 20% dari setiap bendungan yang digunakan untuk energi terbarukan,” jelas Gubernur NTB kelahiran asli asal Lombok Tengah tersebut.
Selain itu, Gubernur Lalu Iqbal menegaskan bahwa, NTB memiliki peluang besar mengembangkan pembangkit tenaga surya di 400 pulau satelit di sekitar Lombok-Sumbawa.
“Jika kita jadikan pulau-pulau itu sebagai solar panel, bisa bayangkan berapa gigabyte daya yang dapat diproduksi untuk energi terbarukan,” kata Eks Juru Bicara Kementerian Luar Negeri tersebut.
Oleh karenanya, ia menegaskan komitmen Pemprov NTB untuk mewujudkan Lombok sebagai provinsi hijau pada 2050 serta mendorong adanya konferensi khusus membahas pengembangan EBT di NTB.