Single News

Gubernur Iqbal Tegaskan NTB Siap Jadi Pusat Penggerak Ekonomi Syariah Nasional

TamaNews – Mataram. Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan bahwa NTB kini menjadi salah satu daerah percontohan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Hal ini, kata Iqbal, tidak lepas dari karakter masyarakat NTB yang kuat dalam menjunjung nilai ukhuwah, moderasi, dan keragaman.

Pernyataan itu disampaikan saat kegiatan Indonesia Ekonomi Syariah (IES) 2025 yang digelar di Islamic Center Mataram. Dalam forum tersebut, Gubernur Iqbal menekankan pentingnya menindaklanjuti hasil diskusi menjadi aksi nyata di lapangan.

“Saya berharap agar hasil-hasil dari kegiatan IES ini tidak berhenti sebagai gagasan, tetapi diwujudkan dalam langkah-langkah nyata,” ujarnya.

Menurut Iqbal, ajang IES menjadi momentum penting yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan—mulai dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, hingga masyarakat. Forum ini diharapkan melahirkan kolaborasi untuk mewujudkan sistem ekonomi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial. IES adalah wadah untuk berbagi inovasi dan praktik terbaik dalam membangun ekonomi syariah yang memberi manfaat bagi seluruh umat,” tambahnya.

Miq Iqbal juga menyampaikan rasa bangganya karena NTB dipercaya menjadi tuan rumah sekaligus daerah percontohan ekonomi syariah nasional.

“Kepercayaan ini menunjukkan pengakuan besar dari pemerintah pusat dan berbagai negara. NTB siap menjadi motor penggerak praktik ekonomi syariah di Indonesia,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa NTB memiliki keunggulan moral dan budaya dalam mengembangkan sistem ekonomi yang tidak hanya mengejar profit, tetapi juga mengedepankan keberkahan dan manfaat sosial bagi masyarakat.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Hj. Indah Dhamayanti Putri, M.IP., menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk menjadikan NTB sebagai pusat ekonomi syariah kawasan Indonesia Timur.

Ia menjelaskan, sejumlah langkah strategis terus dilakukan, seperti pemberdayaan ekonomi pesantren dan santripreneur, pengembangan produk halal dan UMKM, inovasi keuangan syariah, serta optimalisasi zakat, infaq, dan wakaf produktif untuk kesejahteraan masyarakat.

“Keberhasilan ekonomi tidak hanya diukur dari pertumbuhan angka, tapi dari keberkahan dan manfaat sosial yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kami ingin forum ini memperkuat kolaborasi untuk kemajuan umat dan kesejahteraan bangsa,” ujarnya.

Previous slide
Next slide

Share Now