Tamanews, Sumbawa – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa mengakui bahwa permasalahan infrastruktur (sarana dan prasarana/sarpras) dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi dua tantangan besar dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang ideal.
Rabu 8 Oktober 2025, Kepala Dikbud Kabupaten Sumbawa Budi Sastrawan, S.IP., M.Si., menyebutkan bahwa pemenuhan sarpras belum maksimal lantaran perencanaan yang belum matang dan keterbatasan anggaran. Kondisi ini menyebabkan banyak bangunan sekolah yang mengalami kerusakan dan sarana belajar belum terpenuhi.
”Tidak mungkin kita bisa mengoptimalkan pengelolaan pendidikan jika sarpras kita tidak maksimal. Banyak masalah sarpras di bangunan yang kondisinya rusak, sedang, berat,” jelas Budi Sastrawan di Kantor Dikbud Kabupaten Sumbawa.
Secara umum, Budi Sastrawan memperkirakan ketersediaan sarpras yang memadai berada di atas 50%. Namun, ia belum berani memastikan bahwa persentase tersebut sudah mencapai di atas 70% karena minimnya data detail yang ia miliki saat ini. Keterbatasan ini diperburuk oleh alokasi anggaran daerah yang terbatas, meskipun pendidikan merupakan standar pelayanan minimal (SPM) yang bersifat mandatori.
Kualifikasi SDM Masih Menjadi PR
Selain sarpras, aspek SDM juga menjadi fokus perhatian. Terkait kualifikasi guru, Budi Sastrawan mengungkapkan bahwa saat ini guru PAUD yang telah memiliki kualifikasi minimal S1 baru mencapai sekitar 70%. Angka ini menunjukkan masih adanya pekerjaan rumah dalam pemenuhan standar kualifikasi pendidikan.
Ia menambahkan, pengembangan kompetensi guru melalui pelatihan juga perlu ditingkatkan untuk beradaptasi dengan perubahan kurikulum, seperti implementasi Kurikulum Merdeka. Budi Sastrawan menyimpulkan bahwa alokasi anggaran untuk pengembangan SDM harus maksimal karena proses ini membutuhkan waktu 10 hingga 15 tahun ke depan untuk melihat hasilnya secara optimal.