Single News

Hadapi Dunia Kerja Baru, Gubernur NTB Ingatkan Wisudawan UNW Siap Bersaing dengan AI

Tamanews.id | Mataram, 15 Desember 2025 — Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal, memberikan pesan tegas sekaligus reflektif kepada para wisudawan Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram agar bersiap menghadapi perubahan besar di dunia kerja. Menurutnya, tantangan lulusan perguruan tinggi hari ini tidak lagi sekadar bersaing dengan sesama manusia, tetapi juga dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) serta sistem otomatisasi yang kian masif.

Pesan tersebut disampaikan Gubernur Iqbal saat memberikan sambutan pada acara Wisuda UNW Mataram yang digelar di Hotel Lombok Raya, Senin (15/12/2025). Di hadapan ratusan wisudawan dan civitas akademika, ia menekankan bahwa transisi dari kehidupan kampus menuju dunia nyata menuntut kesiapan mental, keterampilan, dan karakter yang jauh lebih kompleks.

“Dulu kalian berkompetisi sebagai mahasiswa. Hari ini kalian menyandang gelar sarjana. Ke depan, kalian bukan hanya bersaing dengan sesama lulusan atau tenaga kerja, tetapi juga dengan Artificial Intelligence dan otomatisasi yang sudah masuk ke hampir seluruh aktivitas kehidupan manusia,” ujar Gubernur Iqbal.

Miq Iqbal, sapaan akrab Gubernur NTB, menilai perkembangan AI dan teknologi digital telah mengubah lanskap ketenagakerjaan secara drastis. Banyak profesi yang selama ini dianggap mapan, perlahan mulai tergantikan oleh mesin dan sistem otomatis, sehingga kebutuhan tenaga kerja manusia semakin selektif.

“Ini bukan ancaman semata, tapi realitas yang harus dihadapi. Banyak jenis pekerjaan akan hilang atau berkurang, karena digantikan oleh teknologi. Oleh sebab itu, lulusan perguruan tinggi harus memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh mesin,” tegasnya.

Menurut Gubernur Iqbal, satu kemampuan utama yang tidak dapat digantikan oleh AI adalah social skill, termasuk empati, komunikasi, kepemimpinan, etika, dan kemampuan bekerja sama dengan manusia lain. Ia menekankan bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk bertahan dan unggul di era disrupsi teknologi.

“Mesin bisa menghitung, menganalisis data, bahkan menulis. Tapi mesin tidak punya empati, tidak punya nilai, dan tidak punya kepekaan sosial. Di situlah ruang manusia untuk tetap relevan,” jelasnya.

Selain menyoroti tantangan global, Gubernur Iqbal juga mengajak para lulusan UNW untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan daerah. Ia mengaitkan kompetensi para sarjana dengan visi besar pembangunan NTB, yakni NTB Makmur Mendunia, yang ditopang oleh tiga pilar utama: pengentasan kemiskinan, pengembangan pariwisata kelas dunia, dan penguatan ketahanan pangan.

“Kalau kita lihat, jurusan-jurusan yang ada di UNW sangat relevan dengan tiga pilar pembangunan NTB. Kami berharap lulusan UNW bisa menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton pembangunan,” ujarnya.

Gubernur yang juga merupakan alumni Jurusan Hubungan Internasional itu menegaskan bahwa kontribusi generasi muda terdidik sangat menentukan arah masa depan NTB, terutama dalam menjawab tantangan global sekaligus kebutuhan lokal masyarakat.

Menutup sambutannya, mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki ini berpesan agar para wisudawan tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual.

“Jadilah sarjana yang utuh. Tidak hanya pintar, tapi juga beretika, berempati, dan memiliki spiritualitas yang kuat. Saya berdoa semoga UNW terus melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual,” pungkasnya.

Previous slide
Next slide

Share Now