Single News

Haul ke-64 Qamarul Huda Bagu, Gubernur Iqbal Tegaskan Peran Pesantren Jaga Tradisi dan Keutuhan Bangsa

Tamanews.id | Lombok Tengah, 13 Desember 2025 — Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, menghadiri puncak peringatan Haul dan Hari Lahir (Harlah) ke-64 Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah, Sabtu (13/12/2025). Kegiatan ini berlangsung khidmat dan sarat nilai spiritual, kebangsaan, serta tradisi keislaman yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat NTB.

Peringatan haul dan harlah tersebut dirangkaikan dengan tasyakuran atas penetapan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Pahlawan Nasional, sekaligus pelantikan Idarah Wustho Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Provinsi NTB. Rangkaian acara ini menjadi simbol kuatnya keterhubungan antara tradisi pesantren, nilai-nilai tasawuf, dan semangat kebangsaan.

Acara dihadiri sejumlah tokoh nasional dan daerah, di antaranya perwakilan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Zulfa Musthafa, Ketua PWNU NTB Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag, Ketua Umum Jatman Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, serta KH. Muhammad Syafi’i dari Pasuruan. Hadir pula pimpinan pondok pesantren se-Pulau Lombok, para kiai, masyaikh, dan ulama dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat.

Dalam sambutannya, Gubernur NTB Dr. Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan apresiasi dan penghormatan yang tinggi terhadap Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu sebagai salah satu pilar pendidikan keislaman yang telah berkontribusi besar dalam mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan berwawasan kebangsaan.

“Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga benteng moral, penjaga tradisi, serta ruang pembentukan karakter kebangsaan. Qamarul Huda Bagu telah membuktikan peran itu selama lebih dari enam dekade,” ujar Gubernur Iqbal.

Ia menegaskan bahwa di tengah tantangan global, arus informasi yang cepat, serta potensi polarisasi sosial, pesantren dan tarekat memiliki peran strategis dalam merawat Islam yang moderat, damai, dan berakar pada kearifan lokal.

Gubernur Iqbal juga menyinggung keteladanan Gus Dur sebagai tokoh bangsa yang mampu menjembatani nilai keislaman, kemanusiaan, dan kebangsaan. Menurutnya, penetapan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional menjadi pengingat bahwa Islam dan Indonesia adalah dua hal yang saling menguatkan, bukan dipertentangkan.

“Gus Dur mengajarkan kita bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan agama harus menjadi sumber kedamaian, bukan konflik. Nilai-nilai inilah yang terus hidup di pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Jatman Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa menekankan pentingnya konsolidasi organisasi tarekat di bawah naungan Jatman, khususnya di NTB. Menurutnya, tarekat memiliki peran penting dalam membangun kesadaran spiritual umat sekaligus memperkuat komitmen kebangsaan.

“Tarekat mengajarkan kedalaman spiritual, akhlak, dan cinta tanah air. Ini sangat relevan dalam menjaga keutuhan NKRI di tengah dinamika zaman,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua PWNU NTB Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag, yang menilai Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu sebagai contoh pesantren yang berhasil memadukan tradisi keilmuan, dakwah kultural, dan peran sosial kemasyarakatan.

Selain sebagai ajang silaturahmi antara ulama dan umara, peringatan Haul ke-64 ini juga menjadi momentum strategis memperkuat moderasi beragama, dakwah yang sejuk, serta komitmen bersama menjaga persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rangkaian acara ditutup dengan doa bersama untuk para pendiri pesantren, para masyaikh, serta keselamatan dan kemajuan umat, bangsa, dan daerah Nusa Tenggara Barat.

Previous slide
Next slide

Share Now