SUMBAWA, tamanews.id – Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengambil langkah serius untuk mengakselerasi pengentasan kemiskinan dengan menempatkan sektor pertanian dan peternakan sebagai ujung tombak. Dua sektor ini diyakini memiliki daya ungkit terbesar untuk meningkatkan pendapatan dan memutar roda ekonomi masyarakat desa.
Kepala Desa Batu Tering, Alwan Hidayat, menjelaskan bahwa pemerintah desa telah menyusun sejumlah inisiatif strategis untuk memastikan program pembangunan benar-benar menyentuh kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.


“Ikhtiar kami untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dimulai dari pemetaan kondisi masyarakat berdasarkan desil kemiskinan. Tujuannya agar program yang kami susun dapat tepat sasaran dan menyentuh kebutuhan riil warga,” ujar Kades Alwan Hidayat kepada Tamanews.id, Selasa (18/11/2025) di Sumbawa.
Program Unggulan: Penggemukan Sapi Sistem Bergulir
Memasuki tahun 2025, Pemdes Batu Tering memberikan fokus utama pada penguatan ekonomi berbasis peternakan. Salah satu program andalan adalah penggemukan 22 ekor sapi melalui sistem bergulir, yang dibiayai dari 20 persen alokasi anggaran ketahanan pangan desa.
“Kami meluncurkan kegiatan penguatan ekonomi tahun 2025 dengan program bergulir penggemukan sapi sebanyak 22 ekor dari dana ketahanan pangan 20 persen,” tegas Alwan, yang juga mantan jurnalis ini.
Selain program pemberdayaan ekonomi, pemerintah desa terus memastikan jaring pengaman sosial berjalan efektif. Penyaluran bantuan sosial (bansos) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa minimal 20 persen tetap menjadi prioritas untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga rentan.
Pembangunan Inklusif: Lansia dan Disabilitas Jadi Perhatian Khusus
Pemdes Batu Tering juga berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan desa yang inklusif dan merata. Kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas dipastikan mendapatkan perhatian dan pengawalan kebutuhan spesifik mereka melalui proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa).
Meskipun berbagai program telah berjalan, Kades Alwan mengakui bahwa masyarakat masih memerlukan dorongan dan dukungan yang lebih kuat untuk mencapai kesejahteraan yang stabil. Oleh karena itu, memaksimalkan potensi yang ada untuk mempercepat pengentasan kemiskinan terus menjadi prioritas utama.
Sinergi Tani-Ternak: Potensi Besar, Inovasi Kuliner Susu Kerbau
Ekonomi Desa Batu Tering memiliki keunggulan komparatif yang sangat kuat pada sektor pertanian dan peternakan. Tanaman pangan, khususnya padi, merupakan sumber pendapatan utama.
“Tanaman pangan, terutama padi, menjadi unggulan. Jagung juga ditanam, terutama di lahan tadah hujan yang luasnya jauh melebihi lahan irigasi. Bahkan saat ini, Desa Batu Tering juga mengembangkan potensi kuliner peternakan dari susu kerbau,” jelas Alwan.
Keunikan Desa Batu Tering terletak pada pola integrasi antara dua sektor ini. Limbah hasil pertanian seperti jerami dan jagung secara efektif dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sinergi ini menjadikan pertanian dan peternakan saling menguatkan dan berkelanjutan.
Kendala Klasik yang Menghambat Pertumbuhan
Meski berpotensi besar, kedua sektor utama ini masih bergumul dengan sejumlah kendala klasik. Permasalahan distribusi pupuk yang sering terlambat dan harga pupuk yang terus meningkat menjadi beban berat bagi petani. Selain itu, masalah irigasi juga belum tuntas, dengan hanya 320 hektare lahan yang teraliri—sebuah kendala yang telah berlangsung sekitar satu dekade.
Pemdes Batu Tering berharap, dengan seluruh program dan strategi yang diterapkan, peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dipercepat, sekaligus mewujudkan desa yang mandiri secara ekonomi.
Dukungan Provinsi NTB Melalui RPJMD 2025-2029
Upaya Desa Batu Tering selaras dengan komitmen Pemerintah Provinsi NTB. Pemerintah Provinsi menegaskan fokusnya pada percepatan pembangunan sektor strategis sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB.
Dalam RPJMD ini, tiga isu prioritas utama yang harus dijawab adalah: pengentasan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
RPJMD NTB tahun 2025-2029 ini menjadi peta jalan pembangunan lima tahun ke depan, dengan visi ambisius: “Bangkit Bersama Menuju NTB Provinsi Kepulauan yang Makmur Mendunia.”