Single News

Rabies Masih Gentayangan di Sumbawa: Pemda Siagakan Vaksin dan Gencarkan Edukasi Warga

tamanews, Sumbawa Besar – Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies masih melekat pada Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dikes) setempat menunjukkan peningkatan signifikan kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) hingga September 2025, yang mencapai angka 730 kasus.

​Angka ini kian mengkhawatirkan dengan adanya dua kasus kematian akibat rabies yang terjadi di wilayah tersebut.​ Dua Nyawa Melayang Akibat Tidak Vaksin. Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dikes Sumbawa, Sarip Hidayat, membenarkan adanya 730 total gigitan HPR hingga bulan September ini. “Benar. Ada total 730 gigitan HPR sampai September 2025. Dua kasus kematian tercatat, satu di Kecamatan Lape pada tahun 2025 dan satu kasus lagi di Kecamatan Tarano pada tahun 2024,” ungkap Sarip saat dikonfirmasi pada Kamis (25/9/2025).

​Ia menyayangkan, dua korban meninggal dunia lantaran tidak segera mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) setelah digigit HPR. Padahal, penanganan cepat dengan pemberian vaksin merupakan kunci utama mencegah kematian. “Jika korban segera mendapat vaksin, kemungkinan besar bisa diselamatkan. Kami sangat menyesalkan kelalaian ini,” tegasnya. Anjing Liar Dominasi Kasus, Lunyuk Terparah

​Dari total 730 kasus gigitan HPR, mayoritas berasal dari gigitan anjing liar. Sebaran kasus menunjukkan Kecamatan Lunyuk menjadi wilayah tertinggi dengan 116 kasus, diikuti Moyo Hilir dengan 65 kasus, dan Utan sebanyak 60 kasus. Secara akumulatif, sejak tahun 2019 hingga 2024, total kasus gigitan HPR di Sumbawa telah mencapai 4.103 kasus. ​Sarip Hidayat menyoroti minimnya kesadaran warga dalam penanganan awal pasca-gigitan HPR, meskipun status KLB sudah lama ditetapkan.

​“Kami temukan banyak warga tidak segera berobat atau melapor setelah tergigit. Padahal itu langkah penting untuk pencegahan. Masa inkubasi virus rabies sangat bervariasi, dari 20 hari hingga dua tahun. Jangan tunggu gejala muncul, setiap gigitan harus segera dilaporkan agar ditangani secara intensif,” imbuhnya. ​Stok Vaksin Diperkuat, Antisipasi Lonjakan

​Menanggapi situasi ini, Dikes Sumbawa memastikan bahwa stok vaksin anti rabies saat ini masih mencukupi. Untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang berkelanjutan, Dikes juga telah mengambil langkah proaktif dengan mengusulkan penambahan stok vaksin kepada pemerintah pusat. “Vaksin masih tersedia, dan kami sudah usulkan penambahan ke pusat sebagai langkah antisipasi agar penanganan bisa maksimal,” pungkasnya. (Tmn)

Share Now